Kamis, 26 Desember 2013

INSTALASI PANEL MVMDB, PANEL LVMDB DAN PANEL GROUNDING


             Sebuah perusahaan atau perkantoran atau perhotelan pasti tidak bisa lepas dari kebutuhan instalasi MVMDB yang akan diikuti oleh instalasi LVMDB dan juga panel grounding untuk pengaman instalasi MVMDB beserta LVMDB tadi. Untuk Instalasinya bisa dilihat di single wiring dibawah.

Gambar. 1

          Gambar 1 menjelaskan tentang instalasi secara sederhana dari tegangan menengah PLN 20KV sampai ke tegangan rendah 380V yang bisa digunakan secara langsung untuk keperluan alat alat industri atau kebutuhan listrik perusahaan. PLN INCOMING biasanya kita dapatkan langsung dari Gardu PLN yang ada telah kita ajukan ke PLN dan berada dalam area lahan perusahaan. Dari gardu PLN tersebut kemudian kita tarik kabel 20KV biasanya menggunakan type kabel NYXSEbY. Kabel tersebut kemudian kita sambungkan ke PANEL MVMDB. Panel MVMDB sederhana dipisahkan oleh sisi Incoming dan Outgoing. Sisi incoming hanya berupa Switch saja, kemudian sisi Outgoing berisi GCB yang akan dikontrol Oleh kontroller Arus, sebagai pengaman jika terjadi arus lebih. Output dari Outgoing secara umum langsung dihubungkan ke Transformer dari tegangan 20KV ke Tegangan 380V.  Output trafo kemudian kita hubungkan secara langsung ke Panel Low Voltage ( LVMDB ). dari Trafo Menuju Panel LVMDB kita bisa menggunakan kabel NYY ataupun Kabel XLPE. Jika ingin kualitas bagus dan lebih aman kita bisa menggunakan kabel XLPE, tapi harganya lebih mahal daripada kabel NYY. Secara teknis keduanya bisa digunakan. Kemudian Kabel output panel pertama-tama akan kita hubungkan ke Panel Incoming LVMDB, dari Panel incoming LVMDB kemudian kita bagi ke Panel-panel Feeder LVMDB dan panel Kapasitor.

            Untuk pengaman instalasi kita harus memasang panel Grounding. Gambar 2. adalah contoh panel Grounding type outdoor. isi dari panel Grounding bisa dilihat di Gambar 3.

            Pada gambar no. 3. ada tiga kabel NYA yang dihubungkan ke Panel Grounding. Yang pertama kabel Grounding untuk body panel MVMDB dan Travo 20KV, kemudian yang kedua Grounding untuk Panel LVMDB, dan yang ketiga jika kita menggunakan type trafo Delta Star, maka untuk sisi bintang netranya harus kita groundingkan.  Jadi Untuk satu instalasi MVMDB ke LVMDB kita setidak tidaknya harus menancapkan 3 grounding. Supaya Kualitas listrik lebih terjamin dan listrik kita juga lebih safety. kemudian dari Gambar 4. kita bisa lihat jenis fuse 250A/600V untuk menghubungkan kabel grounding dari sisi panel MVMDB / LVMDB ke sisi  titik-titik grounding yang telah ditancapakan. 





Gambar. 2. Photo Panel Grounding type Outdoor

Gambar. 3. Isi Panel Grounding

Gambar 4. Fuse Grounding.

Rabu, 04 Desember 2013

CENTRAL CHILLER SYSTEM

                      Central chiller system adalah sebuah system chiller terpusat dengan cara menggabungkan 2 atau lebih CDU ( Condensing Unit) menjadi satu secara paralel. Dengan system seperti ini kita mendapat keuntungan untuk bisa menentukan kapasitas chiller sesuai kapasitas yang kita butuhkan. Sebenarnya sangat banyak sekali model central chiller system, tetapi disini saya hanya akan membahas model central chiller dengan menggunakan CDU type kompressor scroll. Kenapa menggunakan CDU type kompressor scroll, karena kompressor jenis inilah yang paling banyak dipasaran sehingga sangat mudah untuk dicustum, kelemahannya kapasitas per unit CDU nya tidak besar, sehingga system ini lebih boros tempat daripada system compressor model semi hermatic screw. tetapi dibalik kelemahannya kita bisa mengambil keuntungan untuk menekan cost maintenance nya. karena harga kompressor type Scroll jauh lebih murah dari kompressor type semi hermatic screw. Pada perawatannya pun akhirnya menjadi lebih murah, karena pada saat terjadi masalah pada kompressor unit kita hanya perlu mengganti kompressor unit salah satu yang bermasalah saja. dan relatif teknologinya tidak terlalu tinggi sehingga sangat banyak teknisi AC atau Chiller yang familier dengan system tersebut.

                      Langsung saja kita lihat gambar dibawah : gambar tersebut adalah gambar central chiller system dengan menggunakan 4 CDU. CDU bisa menggunakan kapasitas kompressor per 10PK atau lebih, sesuai dengan kebutuhan kita.




                    Part - part utama yang dibutuhkan pertama RO water supply. RO water dibutuhkan karena jenis air inilah yang paling cocok dengan central chiller system, karena air ini adalah air yang tidak mengandung mineral sehingga diharapkan nantinya tidak akan timbul kerak pada Heat Exchanger yang dilaluinya. Yang kedua adalah tank unit. tangki ini diperlukan sebagai penampungan air dari heat exhanger mesin mesin yang didinginkan, air output HE dari mesin suhunya akan tinggi ditampung dalam bak sisi panas. part yang ketiga adalah Pompa Sirkulasi, pompa sirkulasi yang pertama adalah pompa sirkulasi untuk memompa air panas ke CDU. Part yang ke empat adalah CDU, fungsi CDU adalah mendinginkan air dengan suhu panas dari mesin, kemudian setelah dingin air tesebut dikirim balik tangki bagian dingin. part yang ke lima adalah pompa sirkulasi dari tangki bagian dingin ke mesin mesin .
                 
                  Part yang ke enam adalah Sand filter. Sand filter digunakan untuk membersihkan air tangki bagian panas. Air tangki dari hasil sirkulasi pendinginan untuk mesin mesin kemungkinan akan mengandung kerak atau kotoran - kotoran, sehingga kotoran kotoran ini harus disaring dengan menggunakan media sand filter. selanjutnya supaya kotoran tidak kembali ke chiller, maka sand filter tersebut perlu di backwash secara berkala.

                Untuk proses pendinginan air, diproses didalam CDU, dimana proses dalam CDU bisa kita lihat seperti gambar dibawah.

Komponen utama dari CDU Unit adalah :
1. Kompressor
2. Kondensor
3. Cooler / Heat Exchanger

                   Secara garis Besar CDU unit dibagi dalam 2 area. Pertama, yaitu area "panas", dalam area ini adalah kondensor unit, didalam kondensor unit ada kondensor coil. Kemudian yang Kedua yaitu area "dingin", dalam area ini adalah cooler atau heat exhanger. Selain itu yang paling utama adalah Kompressor unit, ini adalah jantung dari sistem CDU. Kompressor akan memompa freon mengalir berputar dalam CDU. Sisi input kompressor unit adalah sisi low-pressure, bagian ini adalah bagian low temperature, refrigerant/ freon kemudian di hisap oleh kompressor sehingga tekanan dan suhu freon akan meningkat kemudian dipompa keluar oleh kompressor dalam kondisi tekanan tinggi dan suhu  panas. gas panas ini kemudian akan melewati coil kondensor. kemudian fan kondensor bertugas untuk membuang panas dari dari gas freon yang melewati kondensor coil. udara dari fan akan membuang panas freon yang mengakibatkan freon terkondensasi menjadi liquid. Liquid dalam tekanan dan temperature yang tinggi akan mengalir melewati expansion valve ( oriface capillary tube ) setelah melewati expansion valve liquid akan berubah menjadi gas dengan temperature yang dingin, kemudian freon mengalir menuju cooler/ HE. Cooler bertugas untuk menyerap panas yang dihasilkan dari air input ( chilled water In) yang berasal dari mesin - mesin  dan setelah airnya menjadi dingin dikirimkan kembali menuju mesin - mesin . Kemudian freon mengalir kembali menuju kompressor dan cycle akan berulang lagi dari awal.

Sabtu, 12 Januari 2013

TAGIHAN PLN LISTRIK INDUSTRI


Tagihan pemakaian listrik sangat bervariasi komponennya, karena PLN melakukan penggolongan untuk tiap penggunanya. Dari segi peruntukan misalnya, yang termasuk disini adalah rumah tangga, badan sosial, perhotelan, industri, kantor pemerintahan dan lainnya. Satu dengan lainnya berbeda kepentingannya, maka dari itu dikenakan tarif yang berbeda juga.
Dari segi sistem tegangan penyambungan listrik, dapat dikelompokan menjadi tiga : pelanggan listrik tegangan rendah (TR), tegangan menengah (TM) dan tegangan tinggi (TT). Selain itu dapat juga digolongkan berdasarkan daya terpasangnya, misalnya ada yang menggunakan daya 450 VA, 900 VA bahkan sampai 30.000 kVA. Untuk jelasnya silahkan lihat Tabel Penggolongan berdasarkan KEPPRES No. 89 Tahun 2002 tentang Harga Jual Tenaga listrik.
Apa saja sih yang harus dibayar ??
Tagihan yang harus dibayar terdiri dari :
1.       Biaya beban / abodemen
2.       Biaya pemakaian kWh
3.       Biaya kelebihan pemakaian kVArh (jika ada)
4.       Biaya Pemakain Trafo / Sewa Trafo (jika ada)
5.       Materai
6.       Pajak penerangan jalan (PPJ)
Selain biaya diatas ada juga biaya sewa Trafo jika kita menyewanya dari PLN.
Berikut rinciannya.
1. Biaya Beban
Biaya ini adalah biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung. jadi biaya beban ini dikenakan untuk tiap kVA yang diperhitungkan tiap bulannya.
Contoh : Daya terpasang adalah 5190 kVA, tarif per kVA beban berdasarkan Tabel Penggolongan Rp. 29500/kVA, maka abodemennya adalah (5190 / 1000) x Rp. 29500 = Rp. 153.105.000 per bulan.
2. Biaya Pemakaian kWh
Biaya pemakaian merupakan biaya pemakaian energi. Dihitung berdasarkan jumlah pemakaian selama satu periode (ex : 3 Juni ~ 3 Juli). Untuk pelanggan tertentu, perhitungannya dikenakan sistem blok, maksudnya untuk pemakaian sampai jumlah tertentu, yaitu 60 jam pertama mendapat tarif murah dan selebihnya dikenakan tarif yang lebih mahal.
Ada juga pelanggan yang dikenakan tarif ganda, yaitu pada saat WBP (Waktu Beban Puncak) antara jam 18.00 s/d 22.00 dikenakan tarif sebesar 2X tarif LWBP (Luar Waktu Beban Puncak). Nah biaya pemakaian ini adalah pemakaian LWBP + pemakaian WBP. Untuk golongan I3, LWBP = Rp. 439 ; WBP = Rp. 878.
3. Biaya Kelebihan Pemakaian kVArh
Untuk pelanggan tertentu seperti Badan Sosial, Hotel, Mal dan Industri dikenakan denda kelebihan kVArh, yaitu jika power factor pelanggan kurang dari 0.85 tiap bulan, yang menyebabkan nilai kVArh tinggi. PLN membatasi nilai dari kVArh yaitu tidak boleh lebih dari 0.62 dari total energi (LWBP + WBP). Untuk mudahnya dapat ditulis dengan :
kVArh yang dibayar = kVArh terpakai – (0.62 x total kWh) x harga (Untuk golongan I3 = Rp. 571)
Nah, untuk menghindari hal ini, disarankan memasang kapasitor bank untuk menghindari daya reaktif, maaf saya ralat, maksudnya mengurangi, karena industri pasti banyak menggunakan peralatan yang mempunyai beban induktif. Jadi apa itu kapasitor bank ? Next Post kita bahas yang ini.
4. Biaya Pemakaian Trafo/Sewa Trafo:
Adalah biaya yang dikenakan untuk pelanggan tertentu, yang tidak dapat menyediakan trafo sendiri.

5. Materai
Ditempat saya biaya materai adalah Rp. 6000.
6. Pajak Penerangan Jalan (PPJ)
Adalah pajak yang dipungut Pemerintah Daerah (PEMDA) berdasarkan peraturan daerah (PERDA) , besarnya pajak juga ditentukan oleh PERDA.
Hasil ini disetor ke kas PEMDA dan masuk sebagai penghasilan asli daerah (PAD).
Besarnya PPJ tergantung dari peraturan daerah yang berlaku, kalau di Cakung, Jakarta Timur besarnya adalah :
2.4% dari ((Abodemen + Pemakaian WBP dan LWBP + Biaya kelebihan kVArh + Dis-insentif) – Insentif)).

JADWAL PEMBAYARAN
1.
Melalui loket pembayaran (Payment Point) cabang - cabang dan ranting PT. PLN (Persero)
2.
K.U.D. dilokasi anda
3.
Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional Antara lain :
- BRI
-BNI '46
-Bank Mandiri
Batas Waktu Pembayaran adalah sebagai berikut *) :
-
s/d daya 197 KVA pada tanggal 20
-
daya di atas 201 KVA s/d tanggal 25
*) Sewaktu-waktu batas pembayaran dapat berubah-ubah
:: BIAYA KETERLAMBATAN
Pelanggan yang terlambat membayar rekening listrik selain dikenakan sanksi pemutusan aliran listrik juga dikenakan Biaya Keterlambatan (BK) sesuai golongan tarif untuk setiap bulan keterlambatan dan dibatasi 3 (tiga) bulan.
GOLONGAN
BIAYA KETERLAMBATAN
S-1
3000
S-2
3000
S-3
3 %
R-1
3000
R-2
25000
R-3
25000
B-1
3000
B-2
25000
B-3
3 %
I-1
3000
I-2
3000
I-3
3 %
I-4
3 %
P-1
25000
P-2
25000
P-3
25000
* khusus tarif S3, B3, I3 dan I4 dengan daya diatas 210 KVA besar BK = 3 % dari rupiah PLN

Contoh perhitungan Rekening Listrik:

Contoh # 1

Tuan ALI AHMAD pelanggan tarif R2 dengan daya tersambung 2200 VA. Stand kWh - Meter yang dicatat pada akhir Pebruari 93 adalah 070016, dan yang dicatat bulan sebelumnya adalah 069325. Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?

Jawab:

Pemakaian Kwh = Stand meter akhir - Stand meter yang lalu
= 70016 - 69325
= 691 kWh

1. Biaya Beban = 2200 VA x Rp. 4.020,-/kVA
= 2,2 kVA x Rp. 4.020,-/kVA 
= Rp. 8.844, dibulatkan = Rp. 8.845,-

2. Biaya Pemakaian Blok I = 60 jam x 2,2 x Rp. 96,50
= 132 x Rp. 96,50
= Rp. 12.738,- dibulatkan = Rp. 12.740,-


3. Biaya Pemakaian Blok II = (Pemakaian Total - pemakaian 
Blok I) x Rp. 147,-
= (691 - 132) x Rp.147,-
= Rp. 82.173,- dibulatkan = Rp. 82.175,-
----------------------------------------------
Biaya Beban = Biaya Pemakaian = Rp. 103.760,-

4. Pajak Penerangan Jalan = 3 % x Rp. 103.760,- = Rp. 3.115,-

5. Biaya Materai Rp. 500,-
-----------------------------------------------
Total rekening yang harus dibayar = Rp. 107.375,-

(Rekening tercetak lihat gambar 6.7)


Contoh # 2 :

PT Maju Mundur, pelanggan PT. PLN (PERSERO) tarif I-4, dengan daya 329 kVA dipasok dengan tegangan 380 V/220 V (sewa trafo).

Data pencatatan stand kWh - Meter dan kVARh - Meter seperti berikut:

- kWh - Meter : LWBP : stand yang lalu = 03465 *) 
stand akhir = 03531 **)

: WBP : stand yang lalu = 00936 *)
stand akhir = 00945 **)

- kVARh - Meter stand yang lalu = 01475 *) 
stand akhir = 01530 **)

Faktor meter untuk kWh - Meter dan kVARh - Meter adalah 800.
Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?
*) Lihat rekening bulan sebelumnya
**) Dibaca pada pengukur bulan ini

Jawab:

- Pemakaian kWh WBP = (945 - 936) x 800 kWh = 7.200 kWh
- Pemakaian kWh LWBP = (3531 - 3465) x 800 kWh = 52.800 kWh
- Pemakaian kWh Total = 7.200 kWh + 52.800 kWh = 60.000 kWh
- Pemakaian kVARh = (1530 - 1475) x 800 kVARh = 44.000 kVARh
- Kelebihan Pemakaian kVARh = (44.000 - 0,62 x 60.000) kVARh = 6.800 kVARh

1. Biaya Beban = 329.000 VA x Rp. 5.060,-/VA = Rp. 1.664.740,-
2. Biaya Pemakaian kWh LWBP = 52.800 x Rp. 117.50,-/kVA = Rp. 6.204.000,-
3. Biaya Pemakaian kWh WBP = 7.200 x Rp. 142,- = Rp. 1.022.400,-
4. Biaya kelebihan 
pemakaian kVARh = 6.800 x Rp. 1225,50 =Rp. 833.000,- 
-------------------------------------------------------
Biaya Beban + Biaya Pemakaian +Biaya kelebihan kVARh = Rp. 9.724.140,- 

5. Pajak Penerangan Jalan = 3 % x Rp. 9.724.142,-
= Rp. 291.724,20 dibulatkan = Rp. 291.725,- 
6. Sewa Trafo = 329 kVA x Rp. 2.450,-/kVA = Rp. 806.050,-
7. Biaya materai Rp. 1.000,-
---------------------------------------------------------
Total Rekening Yang harus Dibayar = Rp. 10.822.915,-
(Rekening tercetak, lihat gambar 6.8)